![]() |
Ayam Tertawa - Ikidangbang |
Jejak Asal Usul dari Tanah Bugis
Ayam ketawa berasal dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, tanah Bugis yang dikenal kaya akan tradisi. Dahulu, ayam ini tidak dimiliki sembarang orang. Hanya kalangan tertentu—terutama bangsawan dan para pemimpin—yang berhak memeliharanya. Ayam ketawa dianggap sebagai simbol kehormatan, kejayaan, dan status sosial. Konon, semakin merdu “tawa” ayam yang dipelihara seorang bangsawan, semakin tinggi pula wibawa dan martabat yang melekat padanya.
Dalam tradisi Bugis, suara ayam ketawa dipercaya membawa energi optimisme. Kokokan yang terdengar seperti gelak tawa dianggap pertanda baik, seolah menggambarkan semangat untuk menghadapi hidup dengan sukacita. Itulah sebabnya ayam ini tidak hanya dilihat sebagai hewan peliharaan, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan kebanggaan daerah.
Mengapa Disebut Ayam Ketawa?
Nama “ayam ketawa” muncul dari keunikan irama kokoknya yang terdengar seperti seseorang yang sedang tertawa. Tidak semua ayam ketawa memiliki pola suara yang sama. Para penghobi bahkan membagi jenis suara ayam ketawa menjadi beberapa kategori, seperti:- Gretek, yang suaranya rapat dan patah-patah seperti tawa cepat.
- Slow, dengan alunan suara tenang dan elegan, cocok untuk kontes kelas tinggi.
- Rapala, yang terdengar dinamis dan berirama panjang.
- Dangdut, yang suaranya bergetar seperti alunan musik tradisional.
Suara-suara ini tidak hanya dinilai dari lamanya kokokan, tetapi juga irama, kestabilan nada, dan kejernihan suara. Dalam kontes resmi, ada juri khusus yang hanya berfokus menilai kualitas tawa ayam, lengkap dengan sistem skor yang telah distandardisasi.
Ciri Khas Fisik Ayam Ketawa Asli
Secara fisik, ayam ketawa memiliki postur tegap dengan dada agak membusung. Lehernya memanjang, memberi kesan aristokrat, seolah ia sadar bahwa dirinya bukan ayam biasa. Jenggernya biasanya tipe jengger telon atau jengger blangkon, bentuk yang khas dan menjadi penanda garis murni. Bulu ayam ketawa bisa beragam, namun warna-warna solid seperti merah bata, hitam mengkilap, atau kombinasi emas-hitam sering dicari karena dianggap melambangkan keanggunan.Membedakan ayam ketawa asli dengan hasil silangan memang tidak mudah bagi pemula. Namun, para penghobi berpengalaman selalu menilai dari mental, durasi suara, dan ketenangan ketika berdiri di atas tangkringan. Ayam ketawa sejati tidak panik saat diperhatikan, justru tampak percaya diri ketika hendak berkokok.
Jenis-Jenis Ayam Ketawa Berdasarkan Warna dan Karakter Suara
Selain pembagian suara berdasarkan ritmenya, ayam ketawa juga dikelompokkan berdasarkan warna bulunya. Ada yang dikenal sebagai Lappo (berwarna terang dengan corak mencolok), Balak (dominan hitam elegan), dan Ceppaga (perpaduan warna kontras). Kombinasi antara suara dan penampilan inilah yang menentukan nilai estetika seekor ayam ketawa.Dalam dunia kontes, dua hal yang paling dicari adalah genetik suara dan stabilitas mental. Ayam yang bisa berkali-kali mengeluarkan suara tanpa terganggu keramaian penonton akan mendapat nilai tinggi. Itulah sebabnya ayam ketawa tidak hanya dilatih secara fisik, tetapi juga dibangun mentalnya agar tidak mudah stres.
Harga Ayam Ketawa di Pasaran: Dari Bibit hingga Kelas Champion
Harga ayam ketawa sangat bervariasi tergantung usia dan kelasnya. Untuk anakan usia dua bulan, harga bisa mulai dari Rp300.000 hingga Rp800.000. Memasuki usia remaja dengan suara mulai terbentuk, harganya naik menjadi Rp1 juta hingga Rp3 juta. Namun, untuk ayam ketawa kelas kontes dengan rekam jejak juara, harganya bisa tembus Rp10 juta hingga Rp50 juta.Beberapa ayam legendaris yang pernah memenangkan kontes tingkat nasional bahkan pernah terjual di atas Rp70 juta, sebuah angka yang mencengangkan bagi mereka yang belum mengenal dunia ayam hias. Di komunitas penghobi, ayam ketawa dengan garis trah juara disebut sebagai “darah emas”, dan bibitnya bisa dibooking bahkan sebelum menetas.
Cara Merawat Ayam Ketawa agar Suaranya Maksimal
Perawatan ayam ketawa tidak bisa disamakan dengan ayam kampung biasa. Ada beberapa ritual harian yang dilakukan para penghobi, salah satunya penyinaran pagi. Ayam dikeluarkan ketika matahari baru terbit, ditempatkan di tangkringan agar otot leher dan paru-parunya terlatih sembari menikmati udara segar.Pakan yang diberikan tidak hanya sekadar jagung dan dedak, tetapi ditambah dengan jangkrik, bekatul halus, vitamin suara, dan sesekali gabah pilihan. Kebersihan kandang juga menjadi kunci. Ayam ketawa tidak akan rajin berkokok jika kandang terlalu lembap atau penuh amoniak. Untuk menjaga mood ayam, beberapa penghobi bahkan memberikan perlakuan khusus seperti pemijatan ringan di leher dan dada agar pernapasan lebih lega.
Latihan suara juga dilakukan secara bertahap. Ayam dibiarkan mendengar suara ayam ketawa lain untuk memancing respons. Jika ayam menunjukkan respons positif dan berkokok dengan ritme bagus, latihan dilanjutkan dengan durasi lebih panjang. Kunci utamanya adalah melatih tanpa memaksa, karena ayam yang stres justru akan malas bersuara.
Kontes dan Peluang Bisnis Ayam Ketawa
Seiring berkembangnya komunitas penghobi ayam hias, berbagai kontes ayam ketawa kini rutin digelar, terutama di Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Dalam acara tersebut, ratusan ayam berjejer di atas panggung khusus. Para juri menilai satu per satu suara yang keluar, menghitung ketukan, kestabilan, dan estetika suara.Dari sinilah peluang bisnis terbuka lebar. Pemilik ayam juara bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan bibit, anakan, hingga jasa kawin pejantan juara. Beberapa peternak bahkan membuka farm eksklusif yang menjual bibit bersertifikat lengkap dengan rekaman suara indukan.
Tips Memilih Ayam Ketawa Berkualitas
Bagi pemula yang ingin terjun, hal pertama yang harus dilakukan adalah belajar mendengar ritme suara. Ayam ketawa yang bagus tidak hanya sekadar tertawa panjang, tetapi memiliki pola nada yang bersih dan berulang. Perhatikan juga gerakan tubuh saat ayam berkokok. Ayam berkualitas akan berdiri tegak, dada terangkat, dan tidak menunjukkan tanda ketakutan.Membeli langsung dari peternak tepercaya atau komunitas resmi jauh lebih aman dibanding transaksi daring yang tidak jelas. Jika memungkinkan, mintalah rekaman suara indukan dan sertifikat hasil kontes, karena ini akan memengaruhi nilai jual di masa depan.
Penutup: Ketika Hobi Bertemu Nilai Budaya
Ayam ketawa bukan sekadar hewan peliharaan dengan suara lucu. Ia adalah bagian dari warisan budaya Bugis, simbol semangat dan kehormatan, sekaligus peluang bagi siapa pun yang ingin menekuninya sebagai hobi maupun investasi. Di balik setiap kokokannya yang terdengar seperti tawa, ada cerita panjang tentang kebanggaan, ketekunan, dan kecintaan manusia terhadap keindahan suara alam.Bagi para penghobi sejati, mendengar ayam ketawa berkokok di pagi hari bukan hanya soal prestise, tetapi juga tentang menikmati harmoni antara tradisi, alam, dan hobi yang dijalani sepenuh hati.
0 Komentar