Ayam Kuntara : Panduan Lengkap Memaksimalkan Produktivitas Lewat Bibit, Kandang, Pakan, dan Perawatan Harian

DOC Kuntara - Ikidangbang

Ayam Kampung Unggul Nusantara atau yang lebih dikenal dengan nama Kuntara adalah salah satu hasil inovasi peternakan unggas lokal Indonesia yang dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan ayam kampung yang produktif, tahan penyakit, dan memiliki pertumbuhan lebih cepat dibanding ayam kampung biasa. Kuntara dikembangkan melalui seleksi genetik ayam kampung lokal sehingga menghasilkan tipe ayam yang tetap mempertahankan cita rasa khas ayam kampung namun dengan keunggulan pada performa produksi baik daging maupun telur.

Bagi peternak pemula maupun yang sudah berpengalaman, keberhasilan memelihara Kuntara tidak hanya bergantung pada jenis ayamnya saja. Empat faktor utama yang sangat menentukan adalah pemilihan bibit yang berkualitas, penyediaan kandang yang sehat dan nyaman, pemberian pakan bergizi seimbang, serta konsistensi dalam perawatan harian. Jika keempat hal ini dikelola dengan baik, maka potensi produktivitas ayam Kuntara bisa dimaksimalkan secara optimal.

1. Memilih Bibit Berkualitas: Fondasi dari Peternakan yang Sukses

Bibit adalah modal dasar yang menentukan keberlanjutan usaha ternak. Ayam Kuntara yang unggul akan menunjukkan ciri-ciri fisik dan respons tubuh yang baik sejak usia DOC (Day Old Chick) atau umur sehari. Peternak wajib memperhatikan beberapa aspek dalam memilih bibit, antara lain:

Ciri fisik DOC berkualitas:
  • Aktif bergerak, responsif terhadap suara dan sentuhan.
  • Mata jernih, tidak sayu atau berair.
  • Bulu halus dan mengembang, tidak menggumpal atau basah.
  • Kaki kokoh, tidak ada cacat atau kelainan bentuk.
  • Dubur bersih, tidak ada bekas mencret atau kotoran yang menempel.

Bibit Kuntara sebaiknya diperoleh dari penetasan resmi atau unit pembibitan yang sudah bersertifikat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa anakan yang diperoleh benar-benar berasal dari indukan murni Kuntara, bukan hasil persilangan acak yang tidak terkontrol. Selain itu, askara (serangan bakteri pada pusar) juga harus dihindari. Bibit yang memiliki bekas pusar mengering dan bersih menandakan proses penetasan berlangsung baik.

Sebagai tambahan, lakukan adaptasi lingkungan saat bibit tiba. Jangan langsung memasukkan DOC ke kandang tanpa proses penyesuaian suhu. Biasakan menyiapkan brooder hangat selama tiga hari pertama, memberi air hangat dengan tambahan vitamin, serta memantau aktivitas DOC secara terus-menerus. Bibit yang baik tidak hanya berasal dari genetik unggul, tetapi juga dari penanganan awal yang tepat.

2. Menyediakan Kandang yang Sehat dan Nyaman: Menciptakan Lingkungan Hidup yang Ideal

Kandang bukan sekadar tempat tinggal ayam, melainkan lingkungan hidup yang menentukan kesehatan serta produktivitasnya. Ayam Kuntara dikenal cukup adaptif, namun tetap membutuhkan area kandang yang memenuhi standar kenyamanan.

Kriteria kandang yang ideal untuk Kuntara:
  • Sirkulasi udara baik: Pastikan kandang memiliki ventilasi cukup agar udara tidak pengap. Kelembaban tinggi memicu munculnya bakteri dan jamur.
  • Tertata rapi dan mudah dibersihkan: Lantai kandang bisa menggunakan litter seperti sekam yang rutin diganti agar tidak menimbulkan bau amonia berlebih.
  • Paparan sinar matahari cukup: Ayam membutuhkan cahaya untuk metabolisme dan menjaga daya tahan tubuh. Kandang yang terlalu tertutup membuat ayam mudah stres dan lesu.
  • Perlindungan dari predator dan cuaca ekstrem: Pastikan kandang terlindungi dari serangan tikus, ular, atau hewan liar lainnya. Selain itu, buat atap miring agar tidak terjadi genangan air saat hujan.

Ukuran kandang juga perlu disesuaikan. Untuk fase starter (DOC hingga usia 3 minggu), jumlah kepadatan ideal adalah 30–40 ekor per meter persegi. Setelah masa pertumbuhan, kepadatan diturunkan menjadi 8–10 ekor per meter persegi agar ayam tidak saling stres dan berebut ruang gerak. Ruang yang sempit meningkatkan risiko kanibalisme dan mempercepat penularan penyakit.

Kandang juga wajib dilengkapi dengan pemanas saat fase awal, tempat pakan yang proporsional, dan tempat minum yang higienis. Air minum harus sering diganti dan wadahnya dibersihkan untuk mencegah kontaminasi bakteri. Semakin tertata dan bersih kandang, semakin minim risiko ayam terserang penyakit.

3. Memberikan Pakan Bergizi Seimbang: Menjaga Pertumbuhan dan Daya Tahan Tubuh

Ayam Kuntara memiliki potensi pertumbuhan lebih cepat dari ayam kampung biasa, namun hal ini hanya bisa tercapai jika kebutuhan nutrisi harian mereka terpenuhi. Pakan bukan sekadar mengenyangkan, tetapi harus mengandung zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin.

Fase pemberian pakan ideal untuk ayam Kuntara:
  • Fase starter (0–4 minggu): Gunakan pakan berkadar protein tinggi, minimal 18–20%. Pada fase ini, tulang dan otot ayam sedang berkembang pesat. Pakan pabrikan starter bisa menjadi pilihan praktis karena sudah diformulasi secara seimbang.
  • Fase grower (5–12 minggu): Kandungan protein bisa sedikit diturunkan menjadi 16–18%. Ayam mulai aktif bergerak dan memerlukan energi untuk membentuk struktur tubuh secara optimal. Kombinasi pakan pabrikan dan pakan tambahan seperti jagung giling, dedak halus, dan tepung ikan bisa diberikan dengan perbandingan yang tepat.
  • Fase finisher (lebih dari 12 minggu): Untuk ayam yang dipersiapkan sebagai pedaging, pakan kaya energi dibutuhkan agar bobot maksimal tercapai sebelum masa panen. Sementara untuk petelur, mineral seperti kalsium dan fosfor wajib diperbanyak agar kualitas cangkang telur kuat dan tidak mudah pecah.

Selain pakan utama, peternak juga dapat memberikan pakan tambahan seperti daun pepaya, daun kelor, atau fermentasi bekatul untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam secara alami. Namun, pemberian pakan alternatif harus tetap memperhatikan takaran agar ayam tidak mengalami gangguan pencernaan.

Air minum yang bersih tak kalah penting dari pakan. Air menjadi media metabolisme utama dalam tubuh ayam. Air yang keruh atau terkontaminasi bakteri bisa mengakibatkan diare dan menurunkan nafsu makan. Oleh karena itu, pastikan ketersediaan air cukup dan selalu dalam kondisi higienis.

4. Melakukan Perawatan Harian yang Konsisten: Kunci Utama Produktivitas

Banyak peternak yang gagal bukan karena tidak memiliki bibit unggul atau pakan yang baik, melainkan karena kurang konsisten dalam perawatan harian. Ayam Kuntara memang dikenal lebih tahan terhadap penyakit, tetapi tanpa pemantauan rutin, potensi ini bisa sia-sia.

Langkah perawatan harian yang perlu dilakukan:
  • Pengamatan kondisi ayam setiap pagi: Lihat apakah ada ayam yang terlihat lemas, menyendiri, atau menunjukkan perubahan perilaku. Deteksi dini sangat membantu mencegah wabah.
  • Membersihkan kandang dan mengganti litter kotor: Jangan biarkan kotoran menumpuk terlalu lama karena dapat menghasilkan gas amonia yang berbahaya bagi sistem pernapasan ayam.
  • Memberikan pakan dan minum secara terjadwal: Hindari telat memberi pakan karena bisa memicu stres dan perilaku agresif antar ayam.
  • Pemberian vitamin atau probiotik: Secara berkala, campurkan vitamin ke dalam air minum untuk menjaga daya tahan tubuh, terutama saat cuaca ekstrem atau transisi musim.

Lakukan juga pencatatan perkembangan ayam, seperti bobot mingguan atau tingkat konsumsi pakan. Data ini penting untuk mengevaluasi apakah pertumbuhan ayam sesuai dengan standar atau terjadi hambatan. Jika ditemukan penyimpangan, peternak dapat segera mengambil tindakan korektif.

Selain itu, vaksinasi dan biosekuriti juga harus menjadi bagian dari perawatan. Pastikan tamu yang masuk area kandang mencuci kaki atau menggunakan footbath untuk meminimalkan risiko penularan penyakit dari luar.

Kesimpulan

Ayam Kampung Unggul Nusantara (Kuntara) adalah peluang emas bagi peternak yang ingin mengembangkan usaha ayam kampung dengan hasil lebih cepat dan produktif. Namun, potensi tersebut hanya bisa benar-benar tercapai jika keempat aspek utama—bibit berkualitas, kandang sehat, pakan bergizi, dan perawatan harian yang konsisten—dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, Kuntara tidak hanya memberikan keuntungan ekonomis, tetapi juga membantu menjaga keberagaman plasma nutfah unggas lokal Indonesia agar tetap lestari dan bernilai. Peternakan bukan hanya tentang hasil panen, tetapi juga tentang proses, ketelatenan, dan komitmen dalam merawat setiap fase pertumbuhan ayam.

Jika Anda siap menerapkan empat pondasi utama ini, maka usaha ternak ayam Kuntara Anda bukan hanya sekadar berjalan, tetapi berkembang dan memberikan hasil maksimal.

0 Komentar