Menjaga Habitat Macan Rembah: Mencegah Punahnya Spesies Langka di Indonesia

Macan Rembah (Prionailurus Bengalensis) - Img: Depositphotos

Sobat Ikidangbang pasti pernah dengan istilah Macan Rembah? Dikisaran tahun 90-an jenis hewan ini masih sangat banyak dijumpai dipersawahan desa Kidangbang. Namun seiring dengan berjalannya waktu dengan berbagai macam perubahan yang ada, populasi hewan ini cukup kritis. Lalu, bagaimana sih sebenarnya macan rembah itu. Yuk! Kita pelajari bersama pada artikel berikut ini.


Prionailurus bengalensis, kucing hutan ini memiliki beberapa nama panggilan seperti kucing congok, macan akar, kucing kuwuk, atau macan rembah. Kucing ini juga dikenal sebagai Asian Leopard Cat karena corak bulunya yang mirip dengan macan tutul. Selain itu, kucing blacan ini juga terampil dalam memanjat, berenang, dan mencari mangsa pada malam hari. Prionailurus bengalensis, juga dikenal sebagai kucing bengal, adalah spesies kucing kecil yang tersebar di seluruh Asia Tenggara, termasuk India, Nepal, Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Cina Selatan. Kucing ini juga ditemukan di habitat yang berbeda, termasuk hutan hujan tropis, hutan subtropis, savana, dan dataran rendah.


Secara morfologi, kucing bengal memiliki panjang tubuh sekitar 45-60 cm, dan berat badannya sekitar 2-7 kg, tergantung pada jenis kelamin dan lokasi geografisnya. Mereka memiliki bulu berwarna coklat keemasan dengan bercak-bercak hitam yang khas di seluruh tubuh mereka, termasuk ekor. Kucing bengal juga memiliki kepala yang lebar, telinga yang kecil dan bundar, serta mata yang besar dan coklat tua.


Habitat alami kucing bengal adalah di wilayah hutan tropis dan subtropis, tempat mereka tinggal di antara pepohonan dan mencari mangsa seperti tikus, burung, dan reptil. Namun, mereka juga dapat ditemukan di dekat perkotaan dan daerah pertanian, di mana mereka memanfaatkan sumber daya seperti hewan peliharaan dan limbah makanan.


Kucing bengal termasuk dalam kategori hewan yang dilindungi dan populasinya mengalami penurunan karena hilangnya habitat alami mereka dan perburuan oleh manusia. Oleh karena itu, upaya konservasi terus dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini di alam liar.

Prionailurus Bengalensis - img : Natural History Museum on Twitter

Siklus Hidup Macan Rembah

Prionailurus bengalensis atau kucing Bengal memiliki siklus hidup yang umumnya sama dengan spesies kucing kecil lainnya. Berikut adalah beberapa tahapan dalam siklus hidup kucing Bengal:

  • Kelahiran: Seperti kebanyakan mamalia, kucing Bengal lahir dari induk betina setelah masa kehamilan selama sekitar 60-70 hari.
  • Bayi kucing: Bayi kucing, atau anakan kucing Bengal, disebut juga sebagai "kitten". Anakan kucing Bengal membutuhkan perawatan dari induknya selama beberapa minggu setelah lahir. Pada usia sekitar 4-5 minggu, mereka mulai belajar berjalan dan makan makanan padat.
  • Kucing remaja: Setelah sekitar 6 bulan, anakan kucing Bengal biasanya mencapai masa remaja dan menjadi lebih mandiri dalam mencari makanan dan mencari wilayah yang baru.
  • Dewasa: Kucing Bengal biasanya mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 1-2 tahun, tergantung pada jenis kelamin dan kondisi lingkungan.
  • Reproduksi: Setelah mencapai kematangan seksual, kucing Bengal betina biasanya mengalami siklus birahi setiap beberapa bulan, sementara jantan akan mencari pasangan untuk kawin dan memperoleh keturunan.
  • Masa tua: Seperti halnya spesies lain, kucing Bengal akan menua dan mengalami penurunan kesehatan seiring bertambahnya usia. Pada umumnya, kucing Bengal hidup selama sekitar 10-15 tahun di alam liar, tergantung pada faktor lingkungan dan kondisi kehidupan mereka.


Macan Rembah Termasuk Hewan Yang Dilindungi

Prionailurus bengalensis, atau kucing Bengal, termasuk ke dalam spesies yang dilindungi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, kucing Bengal termasuk ke dalam kategori satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Sebagai satwa dilindungi, maka perburuan, perdagangan, dan pemanfaatan satwa liar ini diatur dan dibatasi oleh hukum. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlangsungan populasi satwa ini agar tidak terancam kepunahan.

Macan Rembah - img : Depositphotos

Konservasi Macan Rembah

Prionailurus bengalensis atau kucing Bengal merupakan karnivora dan memakan berbagai jenis hewan kecil sebagai makanan utamanya di alam liar. Beberapa mangsa yang biasa dimakan oleh kucing Bengal di habitat aslinya meliputi tikus, burung, kelinci, ular, katak, ikan, dan serangga. Kucing Bengal juga terkenal sebagai pemburu yang lihai dan memiliki kemampuan berburu yang baik, termasuk dalam mengejar mangsa di atas pohon. Mereka dapat memanfaatkan keahlian mereka untuk memperoleh makanan di berbagai tipe habitat, mulai dari hutan hujan tropis hingga dataran rendah dan perkotaan.


Prionailurus bengalensis atau kucing Bengal merupakan spesies yang terancam dan membutuhkan upaya konservasi untuk melestarikannya. Berikut adalah beberapa cara untuk membantu melestarikan kucing Bengal di alam liar:

  • Mendukung konservasi habitat: Habitat alami kucing Bengal semakin berkurang karena deforestasi dan urbanisasi. Kita dapat membantu dengan mendukung kebijakan konservasi habitat dan mempromosikan praktik pertanian yang ramah lingkungan.
  • Mendukung kebijakan perlindungan satwa liar: Kita dapat mendukung kebijakan perlindungan satwa liar, termasuk kucing Bengal, dengan tidak membeli atau menjual satwa liar secara ilegal dan memberi informasi kepada pihak berwajib jika menemukan aktivitas ilegal tersebut.
  • Menjadi relawan di organisasi konservasi: Terdapat banyak organisasi konservasi satwa liar yang membutuhkan bantuan sukarelawan untuk menjalankan program-program konservasi. Anda dapat bergabung dan menjadi relawan di organisasi tersebut untuk membantu melestarikan kucing Bengal dan satwa liar lainnya.
  • Edukasi masyarakat: Melalui edukasi dan sosialisasi, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya konservasi satwa liar dan ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikannya.
  • Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya: Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam pertanian, industri, dan rumah tangga dapat merusak lingkungan dan mempengaruhi kesehatan satwa liar, termasuk kucing Bengal. Kita dapat mengurangi penggunaan bahan kimia tersebut dan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan.
  • Mendukung penelitian: Penelitian tentang kucing Bengal dan populasi satwa liar lainnya sangat penting untuk memahami lebih lanjut tentang kebutuhan mereka dan memperbaiki upaya konservasi. Anda dapat mendukung penelitian tersebut dengan menyumbangkan dana atau memberikan akses ke area penelitian.

Ciri-Ciri Macan Rembah

Prionailurus bengalensis atau kucing Bengal merupakan hewan yang aktif terutama pada saat senja dan menjelang malam, sehingga termasuk hewan yang biasanya aktif pada waktu malam atau hewan nocturnal. Namun, kucing Bengal juga bisa terlihat aktif pada siang hari tergantung pada kondisi lingkungan tempat mereka hidup, seperti ketersediaan makanan, tekanan predator, dan kondisi cuaca. Dalam kondisi lingkungan yang kurang aman, kucing Bengal dapat berubah menjadi hewan yang lebih aktif pada siang hari untuk menghindari predator dan mencari makanan.


Berikut adalah beberapa ciri khusus Prionailurus bengalensis:

  1. Ukuran tubuh : Kucing Bengal memiliki tubuh yang kecil hingga sedang dengan panjang tubuh mencapai sekitar 50-60 cm dan tinggi sekitar 25-30 cm. Berat badan kucing ini berkisar antara 2 hingga 7 kg tergantung jenis kelamin dan umur.
  2. Corak bulu  Ciri khas dari kucing Bengal adalah corak bulunya yang mirip dengan macan tutul, yaitu bulu-bulu dengan bercak-bercak atau motif belang-belah. Warna bulunya bervariasi dari coklat, kuning, keemasan, hingga abu-abu.
  3. Telinga : Telinga kucing Bengal berukuran besar dan bulat, dengan ujung yang sedikit meruncing. Telinga ini dilengkapi dengan bulu-bulu pendek di sekitar tepinya.
  4. Mata : Mata kucing Bengal berbentuk bulat dengan ukuran yang relatif besar. Warna matanya bervariasi dari kuning hingga hijau, dan kadang-kadang juga memiliki garis hitam di sekitar pupil.
  5. Kaki dan cakar : Kucing Bengal memiliki kaki yang relatif pendek dan kokoh, dilengkapi dengan cakar yang kuat dan tajam untuk membantu mereka memanjat dan mencari mangsa.
  6. Sifat : Kucing Bengal cenderung aktif, lincah, dan cerdas. Mereka juga terampil dalam memanjat dan berenang. Kucing ini merupakan hewan yang mandiri, namun tetap membutuhkan perhatian dan interaksi dari manusia.
  7. Habitat : Kucing Bengal umumnya hidup di hutan-hutan tropis, hutan mangrove, dan daerah terbuka dengan vegetasi yang cukup untuk tempat berlindung dan mencari makanan. Mereka dapat ditemukan di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.



0 Komentar