![]() |
Candi Jago - img/disway.id |
Sejarah Candi Jago
Candi Jago dibangun pada abad ke-13 Masehi sebagai tempat pemujaan sekaligus makam Raja Wisnuwardhana, salah satu penguasa besar Kerajaan Singasari. Nama “Jago” berasal dari kata “Jajaghu”, yang berarti keagungan. Keberadaan candi ini menegaskan peran Malang sebagai pusat kerajaan Hindu-Buddha di masa lalu.Menurut catatan dalam naskah kuno Negarakertagama karya Mpu Prapanca, Candi Jago berfungsi sebagai tempat pemujaan arwah Raja Wisnuwardhana setelah beliau wafat pada tahun 1268 M. Bangunan ini mencerminkan sinkretisme ajaran Hindu dan Buddha, dua agama besar yang memengaruhi kehidupan masyarakat Jawa kala itu. Dengan demikian, Candi Jago tidak hanya berfungsi sebagai situs religi, tetapi juga sebagai simbol persatuan spiritual.
Arsitektur dan Keunikan Candi Jago
Candi Jago memiliki bentuk unik karena menggunakan konsep punden berundak. Struktur ini berbeda dari candi-candi lain yang umumnya berbentuk kubus atau persegi panjang. Bangunan bertingkat tersebut melambangkan kesucian yang semakin meningkat ke arah atas.Keunikan lain terletak pada relief-relief yang menghiasi dinding candi. Relief di Candi Jago tidak hanya menampilkan dewa-dewi atau tokoh epik Hindu, tetapi juga memuat kisah-kisah lokal yang sarat nilai moral. Hal ini menunjukkan bagaimana candi berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan spiritual sekaligus pendidikan etika bagi masyarakat.
Relief Candi Jago dan Maknanya
Relief di Candi Jago terkenal karena menampilkan cerita dari berbagai sumber, di antaranya:1. Cerita Tantri Kamandaka
Kisah fabel yang mirip dengan cerita Aesop di Eropa, memuat pesan moral tentang kebijaksanaan, kejujuran, dan kesetiaan.
2. Kisah Kunjarakarna
Cerita Buddha yang mengajarkan tentang kehidupan setelah kematian dan pentingnya berbuat baik selama hidup.
3. Parthayajna (Bagian dari Mahabharata)
Mengisahkan perjalanan Pandawa, yang sarat dengan nilai pengorbanan dan keadilan.
Melalui relief ini, Candi Jago berperan sebagai “buku terbuka” yang mengajarkan kebaikan dan kebijaksanaan kepada masyarakat.
Lokasi dan Akses ke Candi Jago
Candi Jago terletak di Desa Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sekitar 22 kilometer dari pusat Kota Malang. Lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Dari Kota Malang, perjalanan ke arah timur menuju Kecamatan Tumpang memakan waktu sekitar 45 menit.Pengunjung bisa menggunakan angkutan umum jalur Malang–Tumpang atau menyewa kendaraan untuk lebih fleksibel. Jalan menuju candi cukup baik, sehingga aksesnya relatif mudah bagi wisatawan.
Informasi Wisata Candi Jago
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, berikut informasi yang perlu diketahui:- Tiket masuk: relatif murah, biasanya hanya berkisar Rp 5.000 – Rp 10.000 per orang.
- Jam buka: setiap hari pukul 07.00 – 17.00 WIB.
- Fasilitas: area parkir, papan informasi sejarah, dan beberapa warung di sekitar lokasi.
Aktivitas Wisata di Sekitar Candi Jago
Selain menikmati keindahan dan nilai sejarah candi, wisatawan juga bisa melakukan berbagai aktivitas lain, seperti:- Wisata sejarah keliling Malang Timur: mengunjungi Candi Kidal dan Candi Singosari yang masih satu jalur dengan Candi Jago.
- Mencicipi kuliner khas Tumpang: seperti rawon, pecel, atau jajanan tradisional pasar.
- Menginap di homestay atau villa sekitar Tumpang: cocok bagi wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo melalui jalur Tumpang.
Perbandingan dengan Candi Lain di Malang
Di sekitar Malang, terdapat beberapa candi terkenal lain, misalnya Candi Kidal dan Candi Singosari.- Candi Jago dikenal dengan relief cerita fabel dan kisah moralnya.
- Candi Kidal dibangun untuk Raja Anusapati dan memiliki arca Garuda terkenal.
- Candi Singosari berkaitan dengan Raja Kertanegara, raja terakhir Singasari yang juga pendiri ekspedisi Pamalayu.
Ketiganya saling melengkapi dalam menggambarkan kebesaran Singasari dan perkembangan arsitektur candi di Jawa Timur.
Nilai Historis dan Budaya
Candi Jago bukan hanya bangunan batu tua, melainkan sumber nilai dan identitas budaya bangsa. Relief-reliefnya mengajarkan moral tentang kejujuran, kebijaksanaan, pengorbanan, dan pentingnya berbuat baik. Nilai-nilai ini relevan hingga saat ini, terutama dalam membentuk karakter generasi muda.Selain itu, Candi Jago juga menjadi bukti nyata sinkretisme Hindu-Buddha di Jawa, menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara sejak dahulu mampu mengharmoniskan perbedaan kepercayaan. Dengan demikian, melestarikan Candi Jago berarti menjaga warisan kebudayaan yang bernilai universal.
Candi Jago adalah permata sejarah yang terletak di Malang Timur. Bangunan ini tidak hanya indah secara arsitektur, tetapi juga kaya akan makna spiritual dan moral. Relief-reliefnya menjadi media pendidikan karakter, sekaligus bukti kebesaran Kerajaan Singasari.
Bagi Anda yang berkunjung ke Malang, sempatkanlah mampir ke Candi Jago. Selain memperkaya wawasan sejarah, kunjungan ini juga menjadi bentuk nyata cinta kita terhadap warisan budaya bangsa. Dengan menjaga dan melestarikan Candi Jago, kita turut mewariskan keagungan Nusantara kepada generasi mendatang.
0 Komentar